Di Yordan, Organisasi Terlarang, Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir (1)
NU belakangan ini mengaku didatangi aktivis Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI). Para aktivis HTI itu selain membagikan brosur juga mengajak
kiai masuk kelompok mereka. Diantara kiai itu adalah KH Ahmad Muhammad
Alhammad, pengasuh pesantren Qomaruddin Bungah Gresik. “Saya katakan kepada mereka, saya ini NU, tak mungkin ikut paham sampean,” kata Yai Mad –
panggilan kiai berparas teduh itu – kepada sejumlah tamunya suatu ketika. “
Brosur-brosurnya ada tapi tidak saya baca,” tuturnya lagi.
Pengurus NU di berbagai daerah, termasuk PWNU Jawa Timur, juga mengaku
sering mendapat pengaduan dari warga NU soal aktivis HTI yang berusaha
mempengaruhi warga nahdliyin. Bahkan dalam Munas dan Mubes NU di Asrama Haji Sukolilo Surabaya tempo hari para aktvis HTI masuk ke kamar-kamar peserta
membagikan selebaran. Jargon mereka – seperti biasa -khalifah sebagai
solusi. Belum lagi beberapa masjid NU yang jadi sasaran mereka.
Karuan saja banyak kiai penasaran. Gerakan apa sebenarnya HTI? Bagaimana
asal-usulnya?
Berikut wawancara HARIAN BANGSA dengan KH Imam Ghazali Said,
MA, cendekiawan muslim yang banyak mengamati gerakan Islam radikal. Pengasuh pesantren mahasiswa An-Nur Wonocolo ini memang sangat paham soal berbagai gerakan Islam, terutama yang berasal dari Timur Tengah. Ia selain banyak menulis dan mengoleksi leteratur Islam aliran keras juga bertahun-tahun
studi di Timur Tengah. Ia mendapat gelar S-1- di Universitas Al-Azhar Mesir,
sedang S-2 di Hartoum International Institute Sudan. Kemudian ia melanjutkan
ke S-3 di Kairo University Mesir. Kini intelektual muslim ini aktif sebagai
Rois Syuriah PCNU Surabaya dan dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya.